Ayo Cegah Korupsi !!!



Pernahkah kamu mendengar kata ‘korupsi’? Yah, bagi sebagian orang yang tinggal di pusat kota kata korupsi sudah tidak asing lagi. Malahan bagi mereka yang bagai peribahasa “Bagai udang di balik batu” anggap kata itu seperti tak ada artinya. Beda halnya dengan yang berada di kota terpencil yang sarana dan prasarana jauh dikatakan layak untuk disebut kota. Dengan keterbatasan teknologi dan alat komunikasi mereka yang tinggal di sana tidak tahu menahu cara hidup di kota lainnya. Apalagi mendengar kata “korupsi”. Mungkin setelah mereka tahu artinya saja bisa jadi mereka menjadi takut dan bertanya-tanya. Padahal semua sama saja. Tinggal di daratan yang sama. Tapi seakan ada yang menutup sebelah mata seolah tak peduli dan seakan mengabaikan. Norma dan arti Pancasila seakan dianggap angin lalu oleh mereka yang disebutkan tadi.
Dengar, kata “korupsi” bisa dimaknai secara positif dan negatif. Pertama dikatakan positif karena bertujuan untuk kebaikan bersama. Sedangkan negatif adalah yang paling buruk hasilnya. Namun, positif ataupun ngeatif sama saja korupsi itu tidak bagus.  Sebagai contoh sewaktu aku berada di Sekolah Dasar dulu kira-kira 13 tahun yang lalu, kepala sekolahnya melakukan korupsi dengan maksud menjadikan sekolah dasar itu lebih baik dari sebelumnya. Ya benar sekali, hasil yang Beliau lakukan kelihatan fisiknya. Sekolahku direnovasi, toilet ditambah yang dulunya hanya ada 3 ruang. satu untuk toilet guru sedangkan dua lagi untuk toilet siswa. Dibangun ruang pustaka, tempat parker, lapangan dijadikan puppingblock. Walau ada pihak yang menyayangkan perbuatan Beliau. Namun demi kebaikan. Tetapi tetap saja perilaku itu tidak bisa dibenarkan.
Setelah enam tahun bersekolah di sana, Beliau dipindahtugaskan ke sekolah lain dengan jabatan yang sama yaitu sebagai kepala sekolah. Berita yang aku dengar sekolah tempat Beliau menjabat juga ketularan bagusnya. Tapi tidak dengan isu “korupsi”. Kami tahu Beliau berbuat yang sebaiknya untuk memajukan sekolah kami. Terlepas dari perbuatannya yang salah. Toh, tidak ada ruginya. Demi kelangsungan para siswanya.
Kalian tahu, korupsi berarti mengambil tanpa sepengtahuan yang bersangkutan. Jadi itu sama saja dengan yang namanya mencuri. Dan mencuri itu tidaklah bagus. Mencuri tidak hanya sebatas mengambil barang tetapi juga waktu bisa jadi. Dan bagiku mencuri waktu untuk berbuat yang tidak ada manfaatnya adalah tidak bagus. Aku suka sekali mencuri waktu untuk sekedar bermain dengan handphone ku ketika dosen ku berada di kelas sedang menerangkan pelajaran. Itu dulu. Sekarang tidak lagi, karena dengan kelakuanku yang seperti itu aku ketinggalan pelajaranku. Dan berakibat nilaiku yang tidak memuaskan. Tidak didapat hasil yang baik apabila kita tidak baik awalnya.
Awal yang menyenangkan bahkan rasa nikmat pasti dirasakan bagi siapa saja yang yang korupsi tidak hanya barang tapi juga mencuri waktu. Terlepas dari banyaknya perbuatan korupsi yang dilakukan. Dampaknya akan terlihat nanti. Setelah anak cucu kita lahir dan melihat keadaan yang orang dulu telah perbuat. Aku tahu tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam menyelesaikan masalah yang sangat pelik ini. Tidak hanya di Negara kita, di diri kita juga korupsi sudah mendarah daging. Tapi dengan perlahan kita perkuat benteng iman yang sudah dibangun awalnya. Kita jaga dan kita isi dengan ilmu yang bermanfaat. Rubah niat kita menjadi baik. Perbaiki apa yang sudah kita rusak dahulu walau perlahan. Tidak ada salahnya apabila kita bergerak dari sekarang walau sedikit terlambat. Tahukah kamu? Bergerak sekarang lebih baik dari tidak sama sekali. Satu langkah yang kita lakukan dapat menyelamatkan jutaan orang setelah kita. Jadi, ayo bergerak perangi korupsi dimulai dari kita!.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Hari Anti Korupsi Internasional yang diselenggarakan KPK dan Blogger Bertuah Pekanbaru.

              

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definition LIiterature According to Experts

Semantics: Synonymy, Antonymy, Hyphonymy

Definiton of Poetry According to Experts