Kabar Burung yang Ternyata Benar
Assalamu'alaikum...
hai hai my lovely readers ketemu lagi dg minmin... kali ini minmin akan share
tentang tugas baru, yahh aku sebutnya tugas sihh karena kalau gak ada tugas aku
gak bakalan nulis hehe,,,
Jadi
gini readers, aku udah nulis cerita sebelumnya sebagai pengantar untuk tulisan
aku ini. Cerita ini bercerita tentang behind the scene singkat dari tokoh aku.
Jadi tokoh tsb yang bercerita di sini.. Please kasih komen dan saran buat
cerita aku ini di kolom komentar yaa readers, Thank you...Okay let's see.
Pernah mendengar menangis adalah hal terakhir yang dapat
dilakukan kalau kita tidak dapat berbuat apa-apa lagi??? Menangis bisa dengan
cara yang tersedu-sedu, meraung-raung, ataupun merusak barang sekitarnya. Yahh
bagi setiap manusia menangis tidak Ia tampakkan dengan berurai air mata. Bisa
menangis dalam diam. Menangis pada pokoknya disebabkan oleh kesedihan. Awalnya
kita bisa mentolerir masalah-masalah yang datang. Tetapi karena masalah-masalah
tersebut tidak kunjung selesai dan kita tidak tahu cara menyelsaikannya, cara
satu-satunya adalah menitikkan air mata. Terakhir menangis kalau kita
kehilangan orang terpenting dari hidup kita.
Awal November pagi itu dimulai dengan sambutan awan hitam
seakan-akan siap untuk menumpahkan muatannya. Sore sebelumnya kami mendapat
berita yang mengejutkan siapa saja yang mendengarnya. Seakan tidak percaya
dengan apa yang telah terjadi sore itu. Berita yang dapat menitikkan cairan
bening yang turun dari kedua mata yang langsung atau tidak langsung berhubungan
dengan berita itu.
Kami berduka dengan kepergian seorang tokoh yang memajukan
fakultas tempat kami menimba ilmu. Tidak hanya kami tetapi semua orang yang
tahu dan mendengar cerita yang mendengar berita itu. Tokoh yang sangat kami
banggakan. Mahasiswa, dosen, sanak keluarga turut berduka. Kami yanh tidak
dekat dan hanya tahu namanya terlihat shock dengan adanya berita itu. Ibuk
Almh. Mariana namanya. Orangnya energic, humble, dan cerdas. Tidak menyangka
dengan tubuhnya yang sehat-sehat saja dilihat dari luar telah dipanggil ke
hadapan Yang Maha Kuasa. Sekarang beliau tenang disisi-Nya.
Aku tidak memiliki kenangan khusus terhadap beliau. Aku
hanya bertemu beliau sesekali apabila ada urusan ke ruang dosen. Aku pernah menyapanya
ketika itu aku hendak ke toilet dan beliau ke ruang TU. Kami berpapasan dan aku
menegurnya. "Pagi Buk", sapa aku. "Iya nak, pagi", jawab
ibuk itu ramah sambil menaikkan kedua sudut bibirnya. Lalu aku melanjutkan
melangkah ke toilet. Sekilas aku bisa melihat beliau sedang sibuk dengan suatu
urusan. Beliau memegang sebuah dokumen. Dan seminggu setelah pertemuan itu kami
mendapat berita yang mengejutkan bahwa beliau sudah tenang di sisi-Nya.
Begitulah kematian, rezeki, dan jodoh sudah ada yang mengatur.
Semua itu tidak dapat kita tolak. Mau tidak mau kita harus menerimanya. Di
samping itu kita tetap harus berusaha dan bertawakal. Menagis boleh tapi kita
tidak harus terus menerus larut di dalamnya. Kita tetap harus melanjutkan hidup
sebagaimana takdir yang ditulis-Nya.
~tbc~
Fiuhhh
akhirnya ceritanya bersambung. Itulah bisa dibilang cerita yg telah minmin buat
selama 2 jam. Jujur minmin less inspiration. Tapi minmin sudah memberikan yg
baik untuk cerita ini. Selanjutnya thank you bagi readers semua udah mau
nyempetin waktunya buat baca cerita inihh.. Please (memohon) leave some comment
and suggestion... Thank you so very much. Love you and see you next posting..
Have a nive day.
Translate
Well,
I translated this story from google translate, but I still make the revision.
If I have a mistaken, please give comments and suggestions. Thank you.
Rumor Turned
Out to be True
Never heard crying is the last thing to do if we can not do
anything else ??? Crying can be a way sobbing, wailing, nor damage the
surrounding items. Yahh for everyone crying is not they are putting out in
tears. Could cry in silence. Crying principally caused by grief. Initially we
could tolerate the problems that come up. But because these problems are not finished
and we do not know how to solve, the only way is to tears. Last cry when we
lose the most important person in our lives.
Early morning of November began with a welcome black clouds
as if ready to spill its cargo. The afternoon before we got the news that
surprised anyone who heard it. As if she could not believe what had happened
that afternoon. News that a clear liquid that can drip down from the two eyes
are directly or indirectly related to the news.
We grieve with the departure of a character who promote
faculty where we gain knowledge. Not only us but all those who know and hear
the stories heard the news. Figures which we are very proud. Students,
professors, relatives condolences. We are not close and only know his name
looked shocked with the news. Ibuk Almh. Mariana name is. She energetic,
humble, and intelligent. Do not think with his body healthy viewed from the
outside has been called before the Almighty. Now she's calm his side.
I do not have special memories to him. I only met him once
in a while when there are matters to the faculty room. I ever say hello when I
was about to go to the toilet and she got to TU space. We passed and I called
her. "Morning Buk", greeted me. "Yes daughter, morning,"
replied ibuk was friendly while raising the corners of his mouth. Then I
proceeded to step into the toilet. At first glance I could see she was busy
with some business. She holded a document. And a week after that meeting we got
the shocking news that she has been quiet in his side.
That death, sustenance, and mate already set up. All that we
can not refuse. Inevitably we have to accept it. In addition, we still have to
try and put their trust. May cry but we do not have to continuously dissolved
in it. We still have to continue to live as His destiny is written.
~tbc~